Los Angeles (ANTARA News) - Dua-pertiga remaja yang ditanyai dalam jajak pendapat baru-baru ini mengakui mereka telah berusaha meretas (to hack) pesan seketika milik seorang teman atau catatan jaringan sosial, demikian keterangan satu perusahaan keamanan Internet, Rabu.
Sebanyak 67 persen remaja yang ditanyai mengatakan mereka telah berusaha memasuki Instant Messaging (IM) atau catatan jaringan kerja sosial teman mereka, demikian survei yang dilakukan oleh Panda Security, yang berpusat di Glendale, Los Angeles, Amerika.
Survei atas 4.000 remaja tersebut yang berusia antara 15 dan 18 tahun mendapati 17 persen remaja pengguna komputer mengaku mereka memiliki pengetahuan teknis canggih dan dapat menemukan alat peretas di Internet.
Di antara mereka, sebanyak 30 persen mengaku telah menggunakan peralatan peretas itu setidaknya satu kali-- kebanyakan karena ingin tahu, kata jajak pendapat tersebut.
Selain itu, 20 persen remaja yang ditanyai mengatakan mereka telah mengirim foto teman yang telah disetujui ke Internet atau menerbitkannya di Web tanpa izin.
"Pengetahuan canggih yang diperoleh banyak remaja melalui alat bebas dan isi yang tersedia di Web seringkali dapat membuat mereka melakukan kegiatan tidak sah online," kata Luis Corrons, Direktur Teknis PandaLabs, pusat layanan dukungan teknis Panda Security.
"Kami telah mendapati banyak kasus remaja menggunakan Trojans guna memata-matai teman mereka, meretas server sekolah untuk melihat kertas ujian atau bahkan mencuri identitas teman atau rekan di jaringan masyarakat," katanya.
Survei tersebut juga mendapati bahwa lebih separuh remaja dalam studi itu mengatakan mereka menggunakan Internet setiap hari, dan rata-rata menghabiskan waktu 18,5 jam pelajaran untuk kegiatan online per pekan.
Hanya sepertiga waktu itu dimanfaatkan untuk belajar, kata para remaja tersebut, sementara sisanya dihabiskan untuk chatting, mendengarkan musik dan kegiatan waktu luang lain.
Sebanyak 67 persen remaja yang ditanyai mengatakan mereka telah berusaha memasuki Instant Messaging (IM) atau catatan jaringan kerja sosial teman mereka, demikian survei yang dilakukan oleh Panda Security, yang berpusat di Glendale, Los Angeles, Amerika.
Survei atas 4.000 remaja tersebut yang berusia antara 15 dan 18 tahun mendapati 17 persen remaja pengguna komputer mengaku mereka memiliki pengetahuan teknis canggih dan dapat menemukan alat peretas di Internet.
Di antara mereka, sebanyak 30 persen mengaku telah menggunakan peralatan peretas itu setidaknya satu kali-- kebanyakan karena ingin tahu, kata jajak pendapat tersebut.
Selain itu, 20 persen remaja yang ditanyai mengatakan mereka telah mengirim foto teman yang telah disetujui ke Internet atau menerbitkannya di Web tanpa izin.
"Pengetahuan canggih yang diperoleh banyak remaja melalui alat bebas dan isi yang tersedia di Web seringkali dapat membuat mereka melakukan kegiatan tidak sah online," kata Luis Corrons, Direktur Teknis PandaLabs, pusat layanan dukungan teknis Panda Security.
"Kami telah mendapati banyak kasus remaja menggunakan Trojans guna memata-matai teman mereka, meretas server sekolah untuk melihat kertas ujian atau bahkan mencuri identitas teman atau rekan di jaringan masyarakat," katanya.
Survei tersebut juga mendapati bahwa lebih separuh remaja dalam studi itu mengatakan mereka menggunakan Internet setiap hari, dan rata-rata menghabiskan waktu 18,5 jam pelajaran untuk kegiatan online per pekan.
Hanya sepertiga waktu itu dimanfaatkan untuk belajar, kata para remaja tersebut, sementara sisanya dihabiskan untuk chatting, mendengarkan musik dan kegiatan waktu luang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar